Sabtu, 20 November 2010

Teknik BerceritaTeknik Bercerita

05 April 2008 06:39:5505 April 2008 06:39:55


Oleh : Ari Prabowo


Bercerita merupakan salah satu teknik menyampaikan suatu pesan yang paling sering digunakan oleh guru/pengasuh/pendidik. Ada banyak alasan mengapa seseorang memilih menggunakan teknik bercerita dibanding teknik lainnya seperti drama, diskusi, atau menggunakan peralatan audio visual. Beberapa alasan yang sering dikemukakan adalah:

1. Lebih Praktis dan Fleksibel
Praktis karena dapat dilakukan seorang diri tanpa koordinasi dengan orang lain (seperti drama, misalnya) dan juga fleksibel karena cerita dapat disampaikan hampir di segala tempat maupun situasi, baik di dalam atau di luar kelas, kepada orang dalam jumlah banyak atau sedikit.

2. Lebih Murah (Tanpa atau dengan Alat Peraga)
Bercerita merupakan alat pengajaran yang sangat murah, karena dapat digunakan dengan atau tanpa alat peraga. Guru/Pengasuh/pendidik dapat bebas memilih dan mengembangkan sendiri alat peraga yang bervariasi, baik membawa gambar, peraga, boneka sebagai partner, membuat sketsa selama bercerita, menciptakan gerak-gerik tertentu dan melibatkan anak dalam cerita, dan variasi-variasi yang lain.

3. Pada Umumnya Anak Lebih Menyukai Cerita
Untuk anak yang lebih kecil, bahkan cerita yang sudah dikenal pun akan tetap memiliki daya tarik bila guru dapat mengemasnya dengan variasi cerita yang menarik, yang disertai adegan-adegan pengulangan pada bagian tertentu. Sedangkan bagi anak yang lebih besar, keahlian guru membangkitkan rasa ingin tahu anak terhadap kelanjutan cerita akan memikat perhatian mereka selama proses bercerita disampaikan.


Sayangnya, Teknik Bercerita seringkali dianggap sebagai teknik yang paling "mudah", sehingga sebagian guru merasa tidak perlu melakukan persiapan karena mereka tinggal "menceritakan ulang" isi bahan persiapan mengajar yang telah dibaca atau didapatnya dari kelompok persiapan guru. Padahal, dalam menyampaikan cerita, seseorang harus benar-benar memiliki persiapan yang cukup matang untuk mengemas ulang bahan pengajarannya. Hal ini penting untuk dilakukan supaya pada saat cerita disampaikan, tujuan yang ingin dicapai benar-benar sampai pada sasaran.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Teknik Bercerita antara lain:

1. Pendengar Harus Terlibat
Seorang guru biasanya menyampaikan cerita lengkap dengan berbagai intisari pengajarannya tanpa melibatkan anak-anak yang diajarnya. Padahal, keterlibatan anak secara aktif akan semakin mendorong pemahaman anak akan arti cerita.

2. Cerita Dapat Dimengerti dan Memiliki Makna Bagi Pendengarnya
Dalam menyampaikan cerita, guru juga harus jeli melihat kebutuhan anak yang dilayaninya, keadaan dan situasi dimana anak tersebut tinggal, serta pengetahuan anak tentang dunianya.

3. Guru Benar-Benar Memahami Cerita yang akan Disampaikan
Seorang pembawa cerita yang baik dapat membawa anak-anak serasa masuk ke dalam tempat dan suasana cerita yang sesungguhnya dan dapat membuat karakter dalam cerita menjadi lebih hidup. Hal ini bisa terjadi apabila guru benar-benar memahami cerita yang akan disampaikan. Hal-hal yang perlu dipahami dengan benar antara lain:
* Tempat Kejadian Dalam menggambarkan tempat kejadian, gunakanlah alat peraga dan kalimat yang jelas untuk memudahkan anak-anak menggambarkan dan memahami tempat terjadinya peristiwa tersebut.
* Kejadian/Peristiwa Dalam bercerita pada anak-anak kecil, sebaiknya anda menyampaikan alur kejadian secara urut, dari awal, pertengahan hingga akhir. Cerita yang menggunakan alur flashback tidak akan banyak membantu anak-anak dalam memahami dan mengerti cerita yang disampaikan. Jika suatu cerita merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya, maka, sebelum bercerita, berilah pertanyaan pada anak-anak untuk mengingatkan cerita sebelumnya. Usahakan anda menceritakan terjadinya peristiwa secara kronologis.
* Karakter Dalam bercerita, jelaskan karakternya, tokoh atau pelaku yang terdapat dalam cerita tersebut, siapa namanya, bagaimana kepribadiaannya, bagaimana bentuk wajahnya, penakut, pemalu atau pemberani. Bagaimana bentuk badannya, tinggi, kurus, pendek, gemuk. Apa status sosialnya, raja, penduduk, pendatang, atau pedagang. Apa motivasi yang dimiliki tokoh tersebut. Apa keistimewaannya. Dan kembangkanlah karakternya dengan jelas.


Ada sebagian orang yang disebut "berbakat" atau "berkharisma" sehingga dengan mudah orang-orang ini memikat perhatian para pendengarnya.
Latihan


MEMBUAT CERITA (Narasi-Dialog)

Cerita berbeda dengan sekedar tulisan saja, coba BEDAKAN !

Kisah Nabi Adam
Sebelum Adam as diciptakan, Allah SWT memerintahkan Malaikat menghadapnya, untuk dimintai pertimbangan, setelah mendengkarkan maksud Allah SWT menciptakan Adam as Malaikat tidak setuju dengan alasan nantinya Manusia hanya akan merusak.
"Dahulu dikerajaan Allah SWT yang agung akan terjadi peristiwa yang besar, hari itu Allah SWT berkehendak menciptakan seorang Manusia yang bernama Adam as, maka Allah berfirman, "Para Malaikatku menghadaplah kepada-Ku" ...dst, Malaikat menjawab,"Wahai Allah ...dst"


TIPS MEMULAI CERITA

Seperti dalam makalah sebelumnya kita mutlak harus melakukan pengkondisian audience atau peserta didik kita sebelum kita memulai sebuah cerita, hal ini perlu dilakukan agar dalam proses cerita kita dapat terserap oleh audience.

1. Buatlah penampilan anda hari itu semenarik mungkin
2. Lakukan teknik-teknik pengkondisian yang anda miliki.
3. Awali Cerita anda dengan narasi yang datar (Setting tempat dan pengenalan Tokoh)
4. Narasi awal dapat anda lakukan pada posisi anda cukup "jauh" dari audience dan berangsur-angsur mendekati audience.
5. Buatlah improvisasi pada cerita anda dengan iringan music, effect-effect suara dan retorika gerak.
6. Bedakanlah masing-masing penokohan pada cerita anda (karakter, usia, dan lainnya)
7. Akhirilah cerita anda menurut jenis cerita yang anda buat dan sampaikan hikmah dari cerita anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar