Kamis, 05 Mei 2011

Pura Lempuyang Luhur

Pura Lempuyang Luhur
Hutan yang menghampar hijau berbalut awan tipis dan udara segar khas pegunungan sungguh membangkitkan ketakjuban yang begitu mendalam. Inilah kesan yang tertinggal ketika kami mengunjungi Pura Lempuyang Luhur yang berdiri kokoh di puncak bukit Gamongan, desa Purahayu, kecamatan Abang, Kabuaten Karangasem, Bali. Pura yang termasuk Sad Kahyangan Jagat ini (enam Pura besar di Bali) memiliki panorama alam yang sangat indah dan menawan. Selain menikmati keindahan vegetasi dan kesejukan hawa pegunungan, sepanjang pendakian pun anda dapat menikmati keindahan gunung Agung yang mempesona.

Menurut catatan sejarah, Pura Lempuyang Luhur merupakan tempat berstananya Dewa Içwara yang berada di timur penjuru mata angin Bali. Dewa Içwara atau Bhatara Agnijaya (Hyang Gnijaya) merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Bhatara Agnijaya yang disebut juga Dewa Asthadhipalaka ini disejajarkan fungsi serta peranannya dengan Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Indra dan Dewa Shambu. Nama Sang Hyang Agnijaya yang merupakan putra dari Sang Hyang Parameçwara (maksudnya sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa) juga disebutkan di dalam Lontar Dewa Purana Bangsul.
Wayan Lara pemandu lokal menyebutkan bahwa ada sejumlah tahapan yang wajib dilalui oleh para pemedek (umat) maupun wisatawan yang ingin mengunjungi Pura Lempuyang Luhur. Tahapan ini diawali dari Pura Penataran Agung Lempuyang yang memiliki bangunan dengan arsitektur khas Bali, kemudian Pura Telaga Mas dan Pura Telaga Sawang, kedua pura ini diyakini memiliki fungsi penyucian bagi umat atau wisatawan yang akan menuju puncak. Tahapan selanjutnya adalah Pura Lempuyang Madya, Pura Puncak Bisbis, Pasar Agung Lempuyang dan akhirnya Pura Lempuyang Luhur sebagai puncak dari rangkaian perjalanan. Hal menarik yang sekaligus menjadi keistimewaan Pura Lempuyang Luhur ini adalah tirta (air suci) yang berada di dalam serumpunan bambu yang tumbuh di area Pura Luhur tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar